Makalah Konsep Dasar Informasi


MAKALAH
“ KONSEP DASAR INFORMASI ”
Di ajukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Konsep sistem informasi










Disusun Oleh :
Harun                  ( E11160071 )

FAKULTAS INFORMATIKA DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN
TAHUN 2016







                                                                         KATA PENGANTAR                  

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat dan petolongan-Nya, kami dapat menyusun makalah ini.        
Kami berharap makalah ini dapat menjadi bahan rujukan dan semoga dapat menambah pengetahuan mahasiswa-mahasiswa Universitas Mathla’ul Anwar Banten, adapun makalah kami ini berjudul “Konsep Dasar Informasi.”
            Kelompok kami menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan, kami sangat mengharapkann kritik dan saran  yang membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini. Terima kasih.




                                                                                                            Hormat Kami

                                                                                                                Penulis







DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………….I
Daftar Isi…………………………………………………………………………..II
BAB I    PENDAHULUAN           
1.1     Latar Belakang……………………………………………………………..1
1.2     Tujuan Penulisan…………………………………………………………..1
1.3     Manfaat Penulisan…………………………………………………………1
BAB II   PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Informasi……………………………………………………..2
2.1 Pengeertian Informasi………………………………………………………..3
2.2 Kualitas Informasi……………………………………………………………
2.3 Metode Pengumpulan Informasi………………………………………………..
2.4 Siklus Informasi………………………………………………………………...
2.5 Kebutuhan Informasi…………………………………………………………..
2.6 Nilai Informasi…………………………………………………………………
2.7 Kesalahan Informasi………………………………………………………….
BAB III  PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………………………………………………
Daftar Pustaka












BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang                                                 
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan  akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam  mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting  dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif. Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.

1.2  Tujuan Penulisan
   Memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Teknik Informatika.
1.3  Manfaat Penulisan
 Agar materi ini bisa dipahami/ dimengerti oleh Mahasiswa.








BAB II
PEMBAHASAN
2.2.  Konsep Dasar Informasi
Didalam organisasi sangat penting dalam mengelola sumber daya-sumber daya utama seperti buruh, dan bahan mentah, tapi saat  ini informasi juga merupakan sumberdaya yang tidak kalah pentingnya  harus dikelola. Para pembuat keputusan memahami bahwa informasi tidak hanya sekedar produk sampingan bisnis yang sedang berjalan, namun juga sebagai bahan pengisi bisnis dan menjadi faktor kritis dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu usaha. Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi. Sehingga informasi merupakan salah satu bentuk sumber daya utama dalam suatu organisasi yang digunakan oleh manager untuk mengendalikan perusahaan dalam mencapai tujuan.
Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah memiliki nilai tambah. Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting peran dan kedudukannya di dalam sebuah organisasi. Suatu sistem yang kekurangan informasi akan menjadi loyo.
Terdapat beberapa definisi, antara lain :                                               
1.     Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang     menerimanya.
2.  Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian, sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa nilai rupiah akan naik. Akan mengurangi ketidakpastian mengenai jadi tidaknya sebuah investasi.
3.    Data yang terorganisir untuk membantu memilih beberapa tindakan yang akan   dilakukan atau tidak dilakukan.
Informasi dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu :
1.  Informasi strategis
Informasi ini digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang, mencakup informasi eksternal, rencana perluasan perusahaan dan sebagainya.
2.  Informasi Taktis
       Informasi ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka menengah, seperti informasi trend penjualan yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun rencana penjualan.
3.   Informasi Teknis
      Informasi ini dibutuhkan untuk keperluan operasional sehari-hari, seperti informasi persediaan stock, return penjualan dan laporan kas harian.
Terdapat 4 test untuk menjelaskan sebuah pesan yang spesifik dalam informasi:
1.      Kepada siapa (pembuat keputusan) informasi di tujukan?
2.      Untuk keputusan spesifik apa informasi ditujukan?
3.      Sejauh mana informasi dapat digunakan untuk mendeteksi dan memecahkan masalah?






2.1 PENGERTIAN INFORMASI
            Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
            Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal atau data-idem. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian (even) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu. Kesatuan nyata (fact) adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda dan orang yang benar-benar ada dan benar-benar terjadi.
            Misalnya informasi “menabrak” merupakan informasi yang kurang jelas. Informasi ini hanya menerangkan suatu kejadian saja, yaitu menabrak. Kesatuan nyata, yaitu apa yang ditabrak, oleh siapa, dengan apa dan dimana tidak dijelaskan oleh informasi tersebut. Supaya informasi menjadi lebih berguna dan lebih mempunyai arti bagi penerimanya, seharusnya berbunyi “ Cyndi mengendarai mobil dan menabrak tiang listrik di jalan Arnold mononutu desa Treman tadi pagi”.
            Menurut Barry E. cushing, informasi didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data yang diorganisasikan dan berguna bagi orang atau pihak yang menerimanya. Informasi dikatakan berguna apabila mempunyai kualitas yang baik dalam membantu seorang menejer dalam mengambil keputusan dan dapat menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan guna mencapai tujuan organisasi.





2.2 KUALITAS INFORMASI
            Kualitas informasi tergantung pada empat hal, yaitu:
1.      Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Dalam prakteknya, mungkin dalam penyampaian suatu informasi banyak terjadi gangguan yang dapat merubah atau merusak isi dari informasi tersebut. Komponen akurat meliputi :
a)      Completeness, berarti informasi yang dihasikan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
b)      Correctness, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kebenaran.
c)      Security, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki   keamanan.
2.  Tepat waktu, informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab informasi yang usang (terlambat) tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga bila digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan dapat berakibat fatal. Saat ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus secepatnya informasi itu didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.
3.  Relevan, informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya informasi sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.
4.  Ekonomis, informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang tetapi dapat ditaksir niai efektivitasnya.

2.3 METODE PENGUMPULAN DATA/ INFORMASI
 1.  Wawancara
a.       Merupakan sebuah pertukaran informasi antara pewawancara dengan yang diwawancarai.
b.      Perlu ada perencanaan dan tujuan khusus.
c.       Terdiri dari pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
d.      Tujuannya mendapatkan informasi dari narasumber/informan untuk keperluan proses pengambilan maupun evaluasi kebijakan publik.
e.       Metode yang paling efektif.

 Ada 2 tipe pertanyaan dalam wawancara :
·         Open-Ended (Terbuka)
Pertanyaan ini netral dan tidak dibatasi.
Pewawancara mengijinkan secara bebas orang yang diwawancarai dalam menjawab pertanyaan, dan pewawancara menganjurkan narasumber memberikan informasi yang tidak diketahui sebelumnya kepada pewawancara.
·         Closed-Ended (Tertutup)
Pewawancara lebih mudah mengontrol narasumber, karena apa yang akan ditanyakan sudah pasti dan menghindari narasumber menjawab bebas.
Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :
a.       Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika   mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer  dengan memberikan penjelasan.
b.      Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
c.      Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan.

Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :
a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya  kurang baik.
b.  Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
c.  Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.
d.  Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviewer.
2    Data
            Data adalah deskripsi tentang benda,kejadian,aktivitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai.
      Data dapat berupa nilai yang terformat,teks,citra,audio, dan video.
·         Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu; misalnya data yang menyatakan tanggal atau jam atau menyatakan nilai mata uang
·         Teks adalah sederatan huruf, angka dan symbol-simbol khusus ( misalnya + dan $ ) yang kombinasinya tak tergantung masing-masing item secara individual contoh teks adalah Koran.
·         Citra ( image ) adalah data dalam bentuk gambar.citra dapat berupa grafik,foto hasil rontgen, dan tanda tangan, ataupun gambar yang lain.
·         Audio adalah data dalam bentuk suara.instrumen music,suara orang atau suara binatang,gemiricik air,  dan detak jantung merupakan beberapa contoh data audio.
·         Video menyatakan data dalam bentuk sejumlah gambar yang bergerak dan bisa saja di lengkapi dengan suara.video dapat di gunakan untuk mengabadikan suatu kejadian atau aktivitas
3. Observasi
Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :
a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang  diteliti akan atau terjadi.
b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.
d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.
4. Kuisioner
            Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan.
Macam-macam bentuk kuisioner :
a.  Kuisioner Terstruktur Terbuka.
Tingkat struktur dalam kuesioner adalah tingkat standarisasi yang diterapkan pada suatu kuesioner. Pada kuesioner terstruktur yang terbuka dimana pertanyaanpertanyaan diajukan dengan susunan kata-kata dan urutan yang sama kepada semua responden ketika mengumpulkan data.
b.  Kuisioner Tak Terstruktur Terbuka
     Kuesioner tak terstruktur yang terbuka dimana tujuan studi adalah jelas tetapi respon atau     jawaban atas pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka.
c.  Kuisioner Tak Terstruktur Tersamar
              Kuesioner tidak terstruktur yang tersamar berlandaskan pada riset motivasi. Para periset telah mencoba untuk mengatasi keengganan responden untuk membahas perasaan mereka dengan cara mengembangkan teknik-teknik yang terlepas dari masalah kepedulian dan keinginan untuk membuka diri. Teknik tersebut dikenal dengan metode proyektif. Kekuatan utama dari metode proyektif adalah untuk menutupi tujuan utama riset dengan menggunakan stimulus yang disamarkan.
            Metode proyektif merupakan cara yang digunakan untuk menggambarkan kuesioner yang mengandung stimulus yang memaksa para subjek untuk menggunakan emosi, kebutuhan, motivasi, sikap, dan nilai-nilai yang dimilikinya sendiri dalam memberikan suatu jawaban atau respon.
Stimulus yang paling sering digunakan adalah asosiasi kata, kelengkapan kalimat,   dan bercerita atau penuturan cerita.

d.  Kuisioner Terstruktur Tersamar
            Kuesioner terstruktur yang tersamar merupakan teknik yang paling jarang digunakan dalam riset pemasaran. Kuesioner ini dikembangkan sebagai cara untuk menggabungkan keunggulan dari penyamaran dalam mengungkapkan motif dan sikap dibawah sadar dengan keunggulan struktur pengkodean serta tabulasi jawaban.
 Langkah-langkah merancang sebuah kuisioner :
1.      Tetapkan informasi yang ingin diketahui.
2.      Tentukan jenis kusioner dan metode administrasinya.
3.      Tentukan isi dari masing-masing pertanyaan.
4.      Tentukan banyak respon atas setiap pertanyaan.
5.      Tentukan kata-kata yang digunakan untuk setiap pertanyaan.
6.      Tentukan urutan pertanyaan.
7.      Tentukan karakteristik fisik kuisioner.
8.      Uji kembali langkah 1 sampai 7 dan lakukan perubahan jika perlu.
9.      Lakukan uji awal atas kuisioner dan lakukan perubahan jika perlu.
2.4 SIKLUS INFORMASI
            Data yang masih merupakan bahan mentah yang harus diolah untuk menghasilkan informasi melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut model pengolahan data atau dikenal dengan siklus pengolahan data (siklus informasi).

2.5 KEBUTUHAN INFORMASI
a.       kegiatan bisnis yang semakin kompleks.
b.      Kemampuan komputer yang semakin meningkat.
c.       Output komputer berupa informasi dapat digunakan oleh menejer, non menejer ataupun perorangan dalam suatu perusahaan.
2.6 NILAI INFORMASI
            Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakukan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu Informasi memiliki nilai karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat). Besarnya nilai informasi yang tepat dapat didapatkan dari perbedaan hasil yang didapat dari keputusan yang baru dengan hasil keputusan yang lama dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Penghitungan atas informasi yang tepat memberikan banyak manfaat diantaranya untuk menghilangkan pemborosan biaya yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tersebut.


Menurut Gordon B. Davis nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas.
Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut :
·         Kemudahan dalam memperoleh, Informasi memperoleh nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.
·         Sifat luas dan kelengkapannya, Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup/ cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
·         Ketelitian (accuracy), Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
·         Kecocokan dengan pengguna (relevance), Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.
·         Ketepatan waktu, Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/ usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.
·         Kejelasan (clarity), Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
·         Fleksibilitas/ keluwesannya, Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan.
Dapat dibuktikan, Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.
·         Tidak ada prasangka, Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
·         Dapat diukur, Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna.
2.7 KESALAHAN INFORMASI
Menurut Gordon B. Davis, kesalahan informasi adalah antara lain disebabkan oleh   hal-hal sebagai berikut :
a.         Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
b.        Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
c.         Hilang/tidak terolahnya sebagian data.
d.        Pemeriksaan/pencatatan data yang salah.
e.         Dokumen induk yang salah.
f.          Kesalahan dalam prosedur pengolahan (contoh: kesalahan program aplikasi  komputer  yang digunakan).
g.        Kesalahan yang dilakukan secara sengaja.


Penyebab kesalahan tersebut dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:
·           Kontrol sistem untuk menemukan kesalahan.
·            Pemeriksaan internal dan eksternal.
·           Penambahan batas ketelitian data.
·               nstruksi dari pemakai yang terprogram secara baik dan dapat menilai adanya  kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
















BAB III
PENUTUP
Akhir kata “tiada gading yang tak retak”, demikian pula dengan makalah ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan untuk kesempurnaan makalah ini.

















KESIMPULAN

            Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
informasi tergantung pada empat hal, yaitu:
1.      Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut.
2.      Tepat waktu, informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab informasi yang usang (terlambat) tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga bila digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan dapat berakibat fatal.
3.      Relevan, informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima, Misalnya informasi sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.
4.      Ekonomis, informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang tetapi dapat ditaksir niai efektivitasnya.
Metode Pengumpulan Data/ Informasi meliputi ;
1.      Wawancara
Merupakan sebuah pertukaran informasi antara pewawancara dengan yang diwawancarai.




2.      Data
Data adalah deskripsi tentang benda,kejadian,aktivitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai.
      3. Observasi
Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
4.  Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan.












DAFTAR PUSTAKA

·         http://mnfuady.wordpress.com/2008/07/29/konsep-dasar-informasi/
·         http://ci-muetz.blogspot.com/2010/05/konsep-dasar-informasi.html
·         http://nic.umpo.ac.id/?p=17
·         http://fairuzelsaid.wordpress.com/2010/09/05/konsep-data-informasi/

·         http://eziekim.wordpress.com/2011/03/28/metode-pengumpulan-data/

Komentar

  1. izin mengkopi sebagian untuk refrensi, terimakasih :)

    BalasHapus
  2. Why We're Accepting Baccarat - Fbcasino
    Baccarat febcasino is another popular casino game that originated in Europe. The game offers 카지노사이트 two or more exciting 샌즈카지노 and exciting outcomes.

    BalasHapus

Posting Komentar